KEL.1 ANCAMAN DAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
ANCAMAN DAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI

v.jpg

disusun oleh:
kelompok 1
Arif Darmawan (201510325230)
Dwiki Rachna Putra (201510325198)
Firmansyah Wahyu wibowo ( 201510325214)
Kevin Ray Benyamin (201510325212)
Ravi Permana (201510325247)
Ryan Jatmiko (201510325224)
Suhairy Ilyas (210510325251)
Yosua Alex Maranatha (201510325222)



Sejarah
Pada zaman yang semakin modern sistem informasi selalu berada dalam kerentanan penyalahgunaan oleh pihak lain yang mampu menembus beberapa tingkatan pengamanan yang ada dalam sebuah sistem. Selalu saja ada kejahatan yang terjadi dalam penyalahgunaan sistem informasi. Dewasa ini seiring berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dalam teknologi informasi menyebabkan banyak cara yang muncul dalam membobol suatu sistem informasi milik orang lain.
Dalam hal ini dibutuhkan perlindungan dalam suatu sistem informasi. Laudon menuliskan bahwa pengamanan adalah merujuk kepada kebijakan, prosedur, dan pengukuran teknik yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, penggantian, pencurian, atau kerusakan fisik pada sistem informasi. Sedangkan pengendalian terdiri atas semua metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang menjamin keselamatan aset-aset organisasi, ketepatan, dan keandalan catatan rekeningnya serta kepatuhan operasional pada standar-standar manajemen.
Sistem informasi harus memiliki pengamanan dan pengendalian agar tidak terjadi pencurian dan penyalahgunaan terhadap data dari suatu sistem informasi yang dapat menyebabkan kerugian bagi seseorang. Dengan adanya pengamanan dan pengendalian tentu akan meminimalisir terjadinya penyalahgunaan yang dimiliki oleh seseorang.
Kerentanan dan Penyalahgunaan sistem
Ketika sejumlah data penting dalam bentuk elektronik, maka data tersebut rentan terhadap berbagai jenis ancaman, daripada data yang tersimpan secara manual. Ancaman-ancaman tersebut bisa saja berasal dari faktor teknis, organisasi, dan lingkungan yang diperparah oleh akibat keputusan manajemen yang buruk. Bagi perusahaan atau individu di dalam menyimpan data-data penting yang menyangkut privasi atau kerahasiaan perusahaan, apalagi perusahaan yang menggunakan web, sangat rentan terhadap penyalahgunaan, karena pada dasarnya web mempunyai akses yang sangat luas dan dapat diakses oleh semua orang, membuat sistem perusahaan dengan mudah mendapat serangan yang pada umumnya berasal dari pihak luar, seperti hacker.
Ancaman Sistem Informasi
Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer Ancaman pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia, dan bencana alam
Tipe – tipe ancaman terhadap keamanan sistem dapat dimodelkan dengan memandang fungsi sistem komputer sebagai penyedia informasi.
Berdasarkan fungsi ini, ancaman terhadap sistem komputer dapat dikategorikan menjadi empat ancaman, yaitu :
1.      Interupsi (interuption)
Sumber daya sistem komputer dihancurkan atau menjadi tak tersedia atau tak berguna. Interupsi merupakan ancaman terhadap ketersediaan.
Contoh : penghancuran bagian perangkat keras, seperti harddisk, pemotongan kabel komunikasi.
2.   Intersepsi (interception)
Pihak tak diotorisasi dapat mengakses sumber daya. Interupsi merupakan ancaman terhadap kerahasiaan. Pihak tak diotorisasi dapat berupa orang atau program komputer.
Contoh : penyadapan untuk mengambil data rahasia, mengetahui file tanpa diotorisasi.
3.      Modifikasi (modification)
Pihak tak diotorisasi tidak hanya mengakses tapi juga merusak sumber daya. Modifikasi merupakan ancaman terhadap integritas.
Contoh : mengubah nilai-nilai file data, mengubah program sehingga bertindak secara berbeda, memodifikasi pesan-pesan yang ditransmisikan pada jaringan.
4.      Fabrikasi (fabrication)
Pihak tak diotorisasi menyisipkan/memasukkan objek-objek palsu ke sistem. Fabrikasi merupakan ancaman terhadap integritas.
Contoh : memasukkan pesan-pesan palsu ke jaringan, penambahan record ke file.
Kejahatan Komputer dan Terorisme Maya.
1.      Pencurian Identitas adalah pencurian bagian kuncul dari informasi pribadi atau kejahatan di mana seorang penipu mendapatkan informasi yang penting, seperti kartu kredit atau nomor jaminan sosial dengan tujuan mendapatkan layanan atas nama korban atau untuk mendapatkan data rahasia yang tidak tepat. Pencurian identitas telah berkembang pesat di internet. file kartu kredit adalah sasaran utama para hacker situs web. Situs e-commerce adalah sumber informasi pribadi yang luar biasa karena menyimpan nama, alamat, dan nomor telepon.
Phising adalah bentuk penipuan melibatkan pembuatan halaman situs palsu atau pesan elektronik (e-mail) seolah-olah berasal dari pihak yang sah dan menanyakan data pribadi yang rahasia. Pharming adalah Teknik phising yang mengarahkan pengguna ke halaman situs web palsu, bahkan saat seseorang mengetikkan alamat halaman situs yang seharusnya.
2.      Click Fraud (penipuan lewat klik) adalah : mengklik dengan curang iklan online berbayar untuk mengahasilkan biaya per klik yang tak semestinya. Penipuan lewat klik terjadi seseorang atau program computer dengan curang mengeklik sebuah iklan online tanpa maksud mempelajari lebih lanjut tentang pemasangan iklannya atau melakukan pembelian.
3.      Terorisme maya dan perang maya , semakin besar perhatian difokuskan pada kerentanan internet arau jaringan lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh teroris, badan intel luar negeri atau kelompok lain untuk menciptakan gangguan dan bahaya luas. Serangan maya seperti itu sasaranya mungkin berupa perantik lunak yang menjalankan pembagian listrik, mengendalikan lalu lintas udara atau jaringan bank-bank aatau institusi keunagan besar.
Keamanan sistem informasi
Keamanan sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua sumberdaya informasi organisasi dari ancaman oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Institusi/organisasi menerapkan suatu program keamanan sistem yang efektif dengan mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kemudian menerapkan perlawanan dan perlindungan yang diperlukan. Keamanan sistem dimaksudkan untuk mencapai tiga tujuan utama yaitu; kerahasiaan, ketersediaan dan integritas.
Keamanan sistem Informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
1.      Confidentiality (kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
2.      Integrity (integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
3.      Availability (ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan).
Pengendalian Sistem Informasi
Berkaitan dengan sistem informasi, maka diperlukan tindakan berupa pengendalian terhadap sistem informasi.
Kontrol-kontrol terhadap sistem Informasi antara lain :
1.      Kontrol Administratif
Kontrol administratif dimaksudkan untuk menjamin bahwa seluruh kerangka control dilaksanakan sepenuhnya dalam organisasi berdasarkan prosedur-prosedur yang jelas.
Kontrol ini mencakup hal-hal berikut:
·         Mempublikasikan kebijakan control yang membuat semua pengendalian sistem informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius oleh semua pihak dalam organisasi.
·         Prosedur yang bersifat formal dan standar pengoperasian disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk hal ini adalah proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan manajemen pengarsipan data.
·         Perekrutan pegawai secara berhati-hati yang diikuti dengan orientasi pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan.
·         Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan control kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang diharapkan.
·         Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan dengan tujuan agar tak seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap. Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan.
2.      Kontrol Pengembangan dan Pengendalian Sistem
Untuk melindungi kontrol ini, peran auditor sangat sistem informasi sangatlah penting. Auditor system informasi harus dilibatkan dari masa pengembangan hingga pemeliharaan system, untuk memastikan bahwa system benar-benar terkendali, termasuk dalam hal otorisasi pemakai system. Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk ditelusuri.
3.      Kontrol Operasi
Kontrol operasi dimaksudkan agar system beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Termasuk dalam kontrol ini:
·         Pembatasan akan akses terhadap data
Akses terhadap ruangan yang menjadi pusat data dibatasi sesuai dengan wewenang yang telah ditentukan. Setiap orang yang memasuki ruangan ini harus diidentifikasi dengan benar. Terkadang ruangan ini dipasangi dengan CTV untuk merekam siapa saja yang pernah memilikinya
·         Kontrol terhadap personel pengoperasi
Dokumen yang berisi prosedur-prosedur harus disediakan dan berisi pesoman-pedoman untuk melakukan suatu pekerjaan. Pedoman-pedoman ini arus dijalankan dengan tegas. Selain itu, [ara [ersonel yang bertugas dalam pengawasan operasi sistem perlu memastikan bahwa catatan-catatan dalam sistem komputer (system log) benar-benar terpelihara.
·         Kontrol terhadap peralatan
Kontrol terhadap peralatan-peralatan perlu dilakukan secara berkala dengan tujuan agar kegagalan peralatan dapat diminimumkan.

·         Kontrol terhadap penyimpanan arsip
Kontrol ini untuk memastikan bahwa setiap pita magnetic yang digunakan untuk pengarsipan telah diberi label dengan benar dan disimpan dengan tata cara yang sesuai
·         Pengendalian terhadap virus
Untuk mengurangi terjangkitnya virus, administrator sistem harus melakukan tiga kontrol berupa preventif, detektif, dan korektif.
1.      Proteksi fisik terhadap pusat data
Untuk menjaga hal-hal yangtidak diinginkan terhadap pusat data, factor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar. Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan faktor-faktor tersebut perlu dipantau dengan baik.
Untuk mengantisipasi segala kegagalan sumber daya listrik, biasa digunakan UPS. Dengan adanya peralatan ini, masih ada kesempatan beberapa menit sampai satu jam bagi personil yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan-tindakan seperti memberikan peringatan pada pemakai untuk segera menghentikan aktivitas yang berhubungan dengan sistem komputer. Sekiranya sistem memerlukan operasi yang tidak boleh diputus, misalnya pelayanan dalam rumah sakit, sistem harus dilengkapi generator listrik tersendiri.
1.      Kontrol Perangkat Keras
Untuk mengatisipasi kegagalan sistem komputer, terkadang organisasi menerapkan sistem komputer yang berbasis fault-tolerant (toleran terhadap kegagalan). Sistem ini dapat berjalan sekalipun terdapat gangguan pada komponen-komponennya. Pada sistem ini, jika komponen dalam sistem mengalami kegagalan maka komponen cadangan atau kembarannya segera mengambil alih peran komponen yang rusak dan sistem dapat melanjutkan operasinya tanpa atau dengan sedikit interupsi.
Sistem fault-tolerant dapat diterapkan pada lima level, yaitu pada komunikasi jaringan, prosesor, penyimpan eksternal, catu daya, dan transaksi. Toleransi kegagalan terhadap jaringan dilakukan dengan menduplikasi jalur komunikasi dan prosesor komunikasi. Redundasi prosesor dilakukan antaralain dengan teknik watchdog processor, yang akan mengambil alih prosesor yang bermasalah.
Toleransi terhadap kegagalan pada penyimpan eksternal antara lain dilakukan melalui disk memoring atau disk shadowing, yang menggunakan teknik dengan menulis seluruh data ke dua disk secara pararel. Jika salah satu disk mengalami kegagalan, program aplikasi tetap bisa berjalan dengan menggunakan disk yang masih bai. Toleransi kegagalan pada catu daya diatasi melalui UPS. Toleransi kegagalan pada level transaksi ditanganimelalui mekanisme basis data yang disebut rollback, yang akan mengembalikan ke keadaan semula yaitu keadaan seperti sebelum transaksi dimulai sekiranya di pertengahan pemrosesan transaksi terjadi kegagalan.
1.      Kontrol Akses Terhadap Sistem Komputer
Untuk melakukan pembatasan akses terhadap sistem, setiap pemakai sistem diberi otorisasi yang berbeda-beda. Setiap pemakai dilengkapi dengan nama pemakai dan password. Password bersifat rahasia sehingga diharapkan hanya pemiliknyalah yang tahu password-nya. Setelah pemakai berhasil masuk ke dalam sistem (login), pemakai akan mendapatkan hak akses sesuai dengan otoritas yang telah ditentukan. Terkadang, pemakai juga dibatasi oleh waktu. Kontrol akses juga bisa berbentuk kontrol akses berkas. Sebagai contoh, administrator basis data mengatur agar pemakai X bisa mengubah data A, tetapi pemakai Y hanya bisa membaca isi berkas tersebut.
1.      Kontrol Terhadap Sistem Informasi
Ada kemungkinan bahwa seseorang yang tak berhak terhadap suatu informasi berhasil membaca informasi tersebut melalui jaringan (dengan menggunakan teknik sniffer). Untuk mengantisipasi keadaan seperti ini, alangkah lebih baik sekiranya informasi tersebut dikodekan dalam bentuk yang hanya bisa dibaca oleh yang berhak. Studi tentang cara mengubah suatu informasi ke dalam bentuk yang tak dapat dibaca oleh orang lain dikenal dengan istilah kriptografi
Simpulan
Keamanan system informasi tidak hanya dilihat hanya dari timbulnya serangan dari virus, malware, spy ware, dan masalah lain, tetapi dilihat dari berbagai segi sesuai dengan domain keamanan system itu sendiri. Keamanan informasi diperoleh dengan mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak, yang dapat berupa kebijakan-kebijakan, praktek-praktek, prosedur-prosedur, struktur-struktur organisasi dan piranti lunak. Keamanan sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua sumberdaya informasi organisasi dari ancaman oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Institusi/organisasi menerapkan suatu program keamanan sistem yang efektif dengan mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kemudian menerapkan perlawanan dan perlindungan yang diperlukan. Keamanan sistem dimaksudkan untuk mencapai tiga tujuan utama yaitu; kerahasiaan, ketersediaan dan integritas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANCAMAN DAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI kel.6

Kel 3 Ancaman dan Keamanan Sistem Informasi

MODEL SISTEM UMUM PERUSAHAAN "MODEL NARATIF"